Prisilia Trusdy Pattiata S.Psi., M.Psi., Psikolog
Gadget saat ini seakan memiliki energi untuk menggantikan peran orang tua. Gadget dianggap sebagai teman penghibur dan orang tua merasa memiliki kewajiban untuk memberikan gadget kepada anak. Intensitas penggunaan gadget bahkan lebih sering dari jam makan, jam tidur dan waktu anak bersama dengan orang tua. Orang tua menganggap bahwa gadget dapat membantu meringankan tugas mereka dan dapat meminimalisir stress akibat harus membagi waktu antara mengasuh anak dan pekerjaan. Masalah lainnya adalah orang tua cepat merasa puas dengan perkembangan anak yang didapatkan melalui gadget serta meyakini bahwa melalui gadget anak bisa belajar banyak hal tanpa orang lain. Saat ini untuk sebagian orang tua, anak wajib memiliki gadget dan hasil belajar dari gadget tersebut seakan menjadi hal yang patut diadu antar orang tua tentang perkembangan anaknya.
Akan tetapi, orang tua juga perlu memahami tentang dampak gadget pada perkembangan anak. Pemberian gadget yang terlalu dini, secara terus menerus, serta dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah perkembangan anak. Penelitian yang dilakukan oleh Zain, dkk (2022) menunjukkan bahwa masalah perkembangan yang disebabkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan pada anak antara lain terlambat bicara, masalah konsentrasi, kurangnya kemampuan dasar sebelum masuk sekolah, depresi dan kecemasan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aldimasi, dkk (2018) pengaruh gadget adalah dapat menyebabkan kecanduan dengan kriteria antara lain keasyikan, kurang toleransi, kehilangan kendali dan menarik diri. Hal lainnya gadget dapat berpengaruh pada perilaku anak dimana mereka dapat melakukan semua yang mereka lihat atau dengar sehingga dapat juga menyebabkan adanya persaingan, tindakan agresi dan gangguan tidur.
Melihat semakin banyak jumlah anak yang mengalami gangguan perkembangan maka American Academy of Pediatrics (dalam Radesky, 2016) memberikan rekomendasi penggunaan gadget untuk anak-anak berdasarkan tingkatan usianya. Untuk anak dibawah usia 18 bulan, penggunaan gadget tidak direkomendasikan kecuali untuk melakukan video-call dengan orang yang dicintai. Anak usia 18 bulan hingga 24 bulan, orang tua harus memilih program yang berkualitas dan menonton bersama dengan anak mereka dan tidak lebih dari 1 jam per hari. Anak berusia 2 hingga 5 tahun, hanya boleh satu jam per hari dengan program yang berkualitas. Sedangkan untuk anak usia 6 tahun keatas, orang tua perlu menetapkan batasan yang konsisten tentang waktu dan jenis media yang digunakan (American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 2020).. Pemberian gadget juag harus diimbangi dengan aktivitas fisik. Artinya bahwa setiap peran orang tua dibutuhkan untuk memaksimalkan perkembangan anak dibandingkan dengan hanya memberikan gadget.
Pembatasan gadget ditahun pertama kehidupan anak perlu dilakukan karena pada usia tersebut stimulasi pada perkembangan anak lebih disarankan melalui bermain atau interaksi dengan orang tua. Bermain juga merupakan aktivitas fisik yang perlu dilakukan oleh anak selain bermain gadget. Bermain adalah media yang paling mudah dan murah untuk menstimulasi perkembangan anak secara kognitif, sosial emosional dan juga motorik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gulen (2022) saat anak bermain dengan orang tua diketahui dapat membantu pendidikan dan perkembangan anak, membantu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dapat mengendalikan perilaku agresif anak dan kebiasaan buruk serta bermain juga dapat membantu anak dalam mempelajari sikap sosial, kebiasaan, nilai, norma dan memiliki moral yang sesuai.
Bermain tidak selalu membutuhkan perlengkapan yang mahal seperti gadget akan tetapi bisa dilakukan dalam rutinitas anak. Saat anak diberikan mainan, orang tua atau pengasuh yang lain juga ikut serta bermain dengan anak. Bukan hanya menemani anak, akan tetapi harus mengajak anak bercerita tentang apa yang sedang dilihat, didengar atau dipegang karena perkembangan kognitif anak di usia awal adalah lewat sensori-motorik. Hal penting penting untuk dilakukan karena anak di bawah usia 24 bulan tidak disarankan untuk memberikan gadget. Hal penting lainnya yang juga harus diingat oleh orang tua adalah saat berbicara dengan anak harus dengan pengucapan yang jelas seperti sedang berbicara dengan orang dewasa. Pengucapan yang sering dibuat-buat seperti meniru ucapan anak dapat menghambat perkembangan komunikasi dan perkembangan kognitif anak.
Keterlibatan orang tua dalam rutinitas anak juga bisa dilakukan misalnya saat anak makan, mandi atau membaca buku cerita bergambar menjelang tidur. Perlu diingat oleh orang tua, melibatkan diri dengan mengajak anak bercerita tentang hal yang berkaitan dengan aktivitas anak, sudah termasuk waktu bermain dan stimulasi pada anak. Bukan hanya itu orang tua juga dapat menceritakan tentang aktivitas orang tua di luar. Kegiatan lainnya adalah orang tua juga dapat melibatkan anak saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, misalnya dengan membantu tugas sederhana atau memberikan perintah sederhana. Hal tersebut bisa dilakukan untuk anak diatas usia 3 tahun. Terkesan biasa saja tetapi hal tersebut adalah cara yang paling efektif untuk stimulasi perkembangan anak serta membantu membentuk karakter anak.
Keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak merupakan hal yang paling penting dibandingkan dengan memberikan gadget pada anak. Meskipun kesibukan orang tua merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa terpisahkan apalagi jika berkaitan dengan pekerjaan. Namun, perlu diingat bahwa saat memiliki anak berarti orang tua harus berkomitmen untuk memberikan waktu dan ruang yang penuh dengan kasih kepada mereka. Kehidupan anak bukan hanya sebatas mencukupi kebutuhan fisik atau yang dapat dilihat oleh orang lain, akan tetapi orang tua juga memiliki tugas lainnya yaitu menjadi teman bagi anak. Melibatkan diri dalam perkembangan anak dapat membantu menumbuhkan rasa percaya, kasih sayang, kemandirian serta mengajarkan moral pada anak. Sehingga saat anak berada di lingkungan, anak merasa diterima dan dapat mandiri mengatasi konflik tanpa orang tua. Kemampuan tersebut bukanlah hal alami yang diperoleh anak dari lahir, akan didapatkan dari hasil kedekatan emosional dan pengalaman interaksi anak dengan orang tua. Gagdet bisa memberikan banyak hal pada anak, akan tetapi tidak memberikan ketahanan mental untuk bertahan hidup. Oleh karena itu tujuan keterlibatan orang tua dalam perkembangan anak adalah untuk menyiapkan anak untuk dapat mandiri dan siap mental dalam menghadapi warna- warni kehidupan tanpa orang tua.
Sumber gambar :
https://www.freepik.com/search?format=search&query=gadget%20and%20parents
Referensi :
Aldimasi, H.H., Miqdady, A.M., Elsori, D & Nazir, A. (2018). Impact of Gadgets on Children’s Development. International Journal on Life Science and Bioengineering, 5(2),2018,1-7
American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. 2020. Screen Time and Children. Dikutip dari https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Children-And-Watching-TV-054.aspx#:~:text=For%20children%202%2D5%2C%20limit,about%20and%20use%20parental%20controls.
Gulen, S., & Baris., S. (2022). Games That Parents Play With Their Children and the Reasons Their Game Preferences. International Anatolia Academic Online Journal. E-ISSN 2148-3175
Radesky, J. (2016). Policy addresses how to help parents manage young children’s media use. American Academy of Pediactrics. Dikutip dari https://publications.aap.org/aapnews/news/12960
Zain, Z.M., Jamani, F.N.N., Haris, N.H & Nurudin, S.M. (2022). Gadget and Their Impact on Child Development. Proceeding Paper 2022, 82(1), 6: https://doi.org/10.3390/proceedings2022082006
Leave a Reply